1.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Plastik sangat banyak
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya plastik hanya digunakan
sekali pakai. Dalam satu tahun sebanyak 1 triliun plastik digunakan dunia. Plastik
konvensional yang terbuat dari minyak bumi memiliki sifat degradasi yang
rendah, setidaknya kantong plastik dapat diuraikan dalam waktu 500-1.000 tahun,
hal ini menyebabkan plastik menjadi sumber sebagian besar sampah dunia dan
tentu saja merusak lingkungan.
Untuk memenuhi
kebutuhan plastik sehari-hari, sebanyak 100 juta ton plastik konvensional
berbahan dasar petroleum di produksi tiap tahun yang artinya dibutuhkan 7 juta
barel minyak per hari untuk memperoleh bahan dasar plastik dan untuk
memproduksinya. Sedangkan untuk mendaur-ulang sampah plastik dibutuhkan biaya
yang lebih tinggi dibandingkan dengan memproduksinya.
Maka diperlukan
pemikiran dan teknologi baru untuk membuat plastik yang ramah lingkungan.
Bioplastik merupakan
plastik yang dapat digunakan layaknya plastik konvensional, namun akan hancur
terurai oleh microorganisme menjadi air dan gas karbondioksida setelah habis
dipakai dan dibuang kelingkungan tanpa meninggalkan zat beracun.
Bioplastik atau plastik
biodegradable, secara global sudah dikenal dan telah dikembangkan sejak puluhan
tahun yang lalu, demikian pula di Indonesia sudah dua puluh tahunan penelitian
telah dilakukan dan dikembangkan. Namun hingga saat ini, di Indonesia masih
sulit ditemukan produk berbahan baku material bioplastik, hal ini di sebabkan
karena market dan kebijakan pemerintah yang kurang serius menggarap masalah
ini. Memang hingga saat ini biaya produksi material bioplastik masih lebih
tinggi dibanding biaya produksi material plastik minyak bumi.
Bahan baku bioplastik
berlimpah ruah dimanapun dan dapat diperbaharui melalui perkebunan atau
pertanian. Indonesia merupakan Negara yang memiliki perkebunan dan pertanian
yang luas, semestinya untuk memproduksi bioplastik, bukan hal yang sulit untuk
mendapatkan bahan bakunya.
Bahan baku bioplastik
dapat diperoleh da penelitian yang telah dilakukan untuk membuat bioplastik
dengan menggunakan bahan beberapa polimer alami seperti proten, pati dan
bakteri.
Pada makalah ini akan
dibahas mengenai bioplastik yang dihasilkan dari pati ubi jalar dengan
ditambahkan penguat ZnO dan penguat alami Clay.
Sebagai bahan
biopolymer yang biodegradable, ubi jalar memiliki kandungan pati yang cukup
besar dan dapat dengan mudah di temukan diseluruh wilayah Indonesia.
Penggunaan bahan
penguat atau pengisi dalam biopolymer akan memberikan pengaruh pada sifat-sifat
komposit, jika pati tersebut digabungkan dengan bahan penguat akan membentuk
bioplastik. Dengan menggunakan filler berupa Clay dan ZnO dan penggunaan
gliserol sebagai plasticizer diharapkan akan menghasilkan bioplastik yang
biodegradable. Metode yang di gunakan dalam proses pembuatan biopolymer ini
adalah metode melt intercalation yang memiliki keunggulan yaitu tidak
memerlukan penambahan pelarut pada pengisi yang dicampur dengan matriks polimer
sehingga ramah lingkungan.
2.
Isi
Pati merupakan
karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Pati
merupakan adangan makanan yang tersimpan pada biji, bbatang dan umbi tanaman.
Pati merupakan campuran dari amilosa dan amilopektin. Amilosa memberikan sifat
keras, sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Ubi jalar mengandung
90% pati dalam basis keriing, kadar amilosa 8,5-37,4% dan amilopektin 62,6%
Zinc Oxide (ZnO)
merupakan bahan semikonduktor, fotokonduktor, piezoelektrik dan pandu gelombang
optic. ZnO bersifat bio-safe dan bio-ompatible sehingga dapat digunakan untuk
aplikasi biomedical tanpa perlu dilapisi. ZnO merupakan semikonduktor yang
aplikasinya multifungsional.
Material Clay memiliki
sifat kuat, kaku, melimpah dialam, murah, dan kemampuan yang tinggi dalam
menginterkalasikan partikel ke dalam stukturnya karena muatan layer nya yang kecil.
Clay memiliki sifat hidrofilik yang menyebabkan aglomerasi mineral Clay dalam
matriks hidrofobik.
Gliserol merupakan
senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifat
hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai
maam lipid termasuk trigliserilda.
Penambahan plasticizer
berperan meningkatkan sifat plastisitas yaitu sifat mekanis yang lunak, ulet
dan kuat.
Penelitian yang
dilakukan terdiri dari beberapa pekerjaan utama yaitu:
1.
Study kelayakan teknik pembuatan
bioplastik untuk mengetahui kelayakan bahan baku pati ubi jalar sebagai bahan
dasar plastik biodegradable.
·
study literature dan persiapan filler.
study untuk krining kelayakan pati ubi jalar yang akan digunakan dengan mempertimbangkan berbagai parameter seperti kandungan jenis pati, ketersediaan, dampak lingkungan dan sosial.
study untuk krining kelayakan pati ubi jalar yang akan digunakan dengan mempertimbangkan berbagai parameter seperti kandungan jenis pati, ketersediaan, dampak lingkungan dan sosial.
2.
Optimasi kondisi operasi pembuatan
bioplastik melelui kondisi operasi yang optimum yang diperoleh dari perobaan
awal. Setelah penetapan kondisi proses yang optimum tersebut, dibuat bioplastik
dengan berbagai variasi pada kondisi proses optimum sebanyak empat kali
ulangan.
·
Pembuatan bioplastik dengan variasi
konsentrasi filler.
tahap ini bertujuan menari jenis dan konsentrasi filler yang optimum yang ditentukan melalui sifat mekanis bioplastik. Setelah mendapatkan konsisi proses optimum lama pemanasan pada preliminary eksperimen kemudian dilakukan pembuatan bioplastik dengan variasi konsentrasi ZnO 0%, 1%, 3%, 6% dan 9%. Percobaan diulangi dengan mengganti filler dengan clay.
tahap ini bertujuan menari jenis dan konsentrasi filler yang optimum yang ditentukan melalui sifat mekanis bioplastik. Setelah mendapatkan konsisi proses optimum lama pemanasan pada preliminary eksperimen kemudian dilakukan pembuatan bioplastik dengan variasi konsentrasi ZnO 0%, 1%, 3%, 6% dan 9%. Percobaan diulangi dengan mengganti filler dengan clay.
3.
Karakterisasi meliputi study terhadap
sifat mekanik, kuat tarik, elongasi, study terhadap struktur morfologi,
fisiologi, menganalisa material seara kualitatif maupun kuantitatif, mendeteksi
kandungan senyawa, dan juga dilakukan uji degradabilitas.
2.1
Prosedur percobaan adalah sebagai
berikut:
1.
Mengekstraksi ubi jalar hingga di
dapatkan pati ubi jalar kering.
2.
Proses pembuatan pati ubi jalar dengan
variasi filler.
·
Menampurkan nano ZnO berturut-turut 0%,
1%, 3%, 6% dan 9% dari berat pati sebanyak 5gr dengan gliserol 25% dari berat
pati dan 100ml air aquadest.
·
Memasukan ampuran kedalam ultrasonic nebulizer selama 50 menit
·
Menambahkan 5gr pati ubi jalar, lalu
memanaskan pada hot plate dengan suhu 80’-90’C sambil dilakukan pengadukan.
·
Menuangkan etakan yang telah diaduk pada
cetakan flexi galss ukuran 20x20 cm
·
Mengeringkan campuran pada oven dengan
suhu 50’C selama 6-8 jam
·
Mengeluarkan campuran dari oven dan
membiarkannya pada suhu kamar sampai campuran dapat dilepaskan dari cetakan.
3.
Proses pembuatan pati ubi jalar dengan
variasi filler.
·
Mencampurkan filler Clay terbaik (dalam penelitian
ini yang terbaik adalah clay konsentrasi 6%).
Berturut 0%, 1%, 3%, 6% dan 9% dari berat pati sebanyak 5gr dengan
gliserol 25% dari berat pati dan 100ml air aquadest.
·
Memasukan ampuran kedalam ultrasonic nebulizer selama 50 menit
·
Menambahkan 5gr pati ubi jalar, lalu
memanaskan pada hot plate dengan suhu 80’-90’C sambil dilakukan pengadukan.
·
Menuangkan cetakan yang telah diaduk
pada cetakan flexi galss ukuran 20x20 cm
·
Mengeringkan ampuran pada oven dengan
suhu 45’-50’C selama 6-8 jam
·
Mengeluarkan campuran dari oven dan
membiarkannya pada suhu kamar sampai campuran dapat dilepaskan dari cetakan.
4.
Proses pembuatan bioplastik untuk pati
ubi jalar dengan kombinasi variasi Filler (basis massa)
·
Mencampurkan filler Clay dengan filler
ZnO
Bioplastik
|
Filler Clay (g)
|
Filler ZnO (g)
|
Total (g)
|
1
|
0.3
|
0.0
|
3.0
|
2
|
0.225
|
0.075
|
3.0
|
3
|
0.15
|
0.15
|
3.0
|
4
|
0.075
|
0.225
|
3.0
|
Dengan
gliserol 25% dari berat pati sebanyak 5gr dan 100 ml aquadest
o
Memasukan campuran kedalam ultrasonic
nebulizer selama 50 menit
o
Menambahkan 5gr pati ubi jalar, lalu
memanaskan pada hot plate dengan suhu 80’-90’C sambil dilakukan pengadukan.
o
Menuangkan cetakan yang telah diaduk
pada cetakan flexi galss ukuran 20x20 cm
o
Mengeringkan ampuran pada oven dengan
suhu 45’-50’C selama 6-8 jam
o
Mengeluarkan campuran dari oven dan
membiarkannya pada suhu kama sampai campuran dapat dilepaskan dari cetakan.
5.
Uji sifat morfologi dan mekanik
bioplastik serta uji biodegradabilitas
2.2
Dari percobaan diatas dapat diketahui
bahwa:
1.
Untuk mendapatkan sebanyak 1.2 kg pati
ubijalar kering diperlukan 7 kg ubijalar
2.
Plastik yang di peroleh dari hasil
percobaan dengan variasi filler ZnO sebagai berikut
No
|
ZnO : gliserol
|
Suhu teracapainya
gelatinisasi (C)
|
Keadaan saat di cetak
|
Keadaan saat dilepas
dari cetakan
|
Terdapat
gelembung udara
|
1
|
0% : 25%
|
80-85
|
Sedikit encer
|
Agak sulit dilepas
|
Ada
|
2
|
3% : 25%
|
80-85
|
Sedikit kental
|
Mudah dilepas
|
tidak
|
3
|
6% : 25%
|
80-85
|
mengental
|
Mudah dilepas
(sedikit getas)
|
Sedikit
|
4
|
9% : 25 %
|
80-85
|
mengental
|
Mudah dilepas (getas)
|
ada
|
3.
Plastik yang diperoleh dari hasil
percobaan dengan variasi filler clay sebagai berikut:
No
|
Clay : gliserol
|
Suhu teracapainya
gelatinisasi (C)
|
Keadaan saat di cetak
|
Keadaan saat dilepas dari
cetakan
|
Terdapat
gelembung udara
|
1
|
0% : 25%
|
80-85
|
Sedikit encer
|
Agak sulit dilepas
|
Ada
|
2
|
1% : 25%
|
80-85
|
mengental
|
Mudah dilepas
(bioplastik sangat tipis)
|
Sedikit
|
3
|
3% : 25%
|
80-85
|
mengental
|
Mudah dilepas
|
ada
|
4
|
6% : 25%
|
80-85
|
mengental
|
Mudah dilepas
(ketebalan baik)
|
Tidak
|
5
|
9% : 25 %
|
80-85
|
mengental
|
Mudah dilepas (getas)
|
tidak
|
Dari
uji sifat mekanik yang dilakukan, di
dapati konsentrasi ZnO 3% memiliki nilai kuat tarik dan elongasi yang ukup
baik, sedangkan pada variasi clay, konsentrasi 6% ditetapkan sebagai nilai
optimum. Kombinasi konsentrasi ZnO dan clay menyebabkan perubahan pada sifat
mekanik dari bioplastik. Clay dan ZnO sebagai penguat akan memberikan sifat
kaku pada film yang efeknya berbeda tergantung dengan konsentrasi clay yang
ditambahkan.
3.
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pati dari ubi jalar
dapat dibentuk menjadi matriks dari bioplastik.
Konsentrasi ZnO yang
optimum pada pembuatan bioplasti adalah pada saat konsentrasinya 3wt% . konsentrasi clay optimum pada saat konsentrasi
6wt%
Penambahan konsentrasi
filler ZnO dan clay menyebabkan meningkatnya nilai kuat tarik dan turunnya
nilai elongasi
Tingkat degradasi
sample bioplastik pati ubi jalar clay yang mengalami penurunan seiring dengan
bertambahnya hari.
Terjadi perubahan
struktur disebabkan adanya partikel pengisi clay dalam bioplastik yang
dihasilkan selama perobaan
3.2 Saran
Penggunaan bioplastik
merupakan cara yang dianjurkan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik,
polusi dan penggunaan bahan bakar energy agar dapat di gunakan untuk energy
lain
Pemerintah seharusnya
mengeluarkan kebijakan agar masyarakat menggunakan bioplastik dan menghentikan
produksi plastik konvensional.
Daftar pustaka
Nugroho, aditya fajar,
“sintensa bioplastik dari pati ubi jalar menggunakan penguat logam ZnO dan
penguat alami Clay”, universits Indonesia; 2012
Bookings, herdiyanto Mahmud.
“POTENSI
BAKTERI RALSTONIA EUTROPHA SEBAGAI PENGHASIL BIOPLASTIK DARI SUBSTRAT LIMBAH
ORGANIK” di lihat pada alamat : http://herdiyantomahmudbokings.blogspot.com/p/potensi-bakteri-ralstonia-eutropha.html.
pada tanggal 3 oktober 2013